13 PEMBALIKAN KEADAAN DI HARI RAYA PURIM

PA DENGAN CIK ANIE

ESTER 9: 1-19
Dalam kitab Ester 9: 1-19 terjadi pembalikan keadaan
Pembalikan keadaan ini bisa saja tuhan kerjakan dalam hidup kita, pembalikan keadaan ekonomi, pembalikan keadaan keluarga, sekolah, gerjea, dll

Pembalikan keadaan I
AYAT 1 Musuh mengalahkan Yahudi, dibalik Tuhan menjadi Yahudi mengalahkan musuh-musuhnya.

Pembalikan keadaan II
ayat 2, Orang Yahudi tadinya takut pada musuh-musuhnya sekarang menjadi musuh-musuh yang takut pada orang Yahudi

Pembalikan keadaan ke III
ayat 3, tadinya musuh mendapat dukungan penuh dari Haman, kini menjadi, Yahudi didukung oleh semua pembesar, wakil pemerintah

Pembalikan keadaan ke IV
ayat 4, Mordekai adalah orang biasa yang terancam dibalik tuhan menjadi orang yang besar kekuasaannya dan terkenal. (bandingkan dengan doa Hana dan doa Maria, seorang yang diangkat oleh Tuhan, dari orang biasa menjadi ornag terkenal)

Pembalikan keadaan ke V
Yahudi tadinya dihina-hina kini menjadi orang Yahudi kini menginjak-injak musuh

Pembalikan keadaan VI
ayat 6 orang Yahudi ditargetkan akan dimusnahkan, dlam jumlah yang ditentukan yaitu SEMUA, justru musuh Yahudi kini yang jadi target

Pembalikan keadaan VII
ayat 7 Pemimpin-pemimpin bernafsu sekali untuk menghancurkan Yahudi, kini justru pemimpin-pemimpin dari pihak musuh terbunuh

Pembalikan Keadaan VIII
ayat 11, seharusnya laporan yang masuk ke meja raja adalah berapa jumlah orang Yahudi yang terbunuh, dibalik oleh Tuhan menjadi isi laporan jumlah musuh yang terbunuh

Pembalikan keadaan IX
ayat 12, Raja memenuhi permintaan Haman menjadi Raja memenuhi permintaan ester

pembalikan keadaan ke X
ayat 13, hari pemusnahan orang Yahudi cuma dirancang 1 hari, Tuhan membalikkan keadaan dengan cara memberi orang Yahudi waktu 2 hari. (waktu ekstra)

pembalikan keadaan XI
ayat 13, haman menyiapkan tiang sula untuk menyula Mordekai, dibalik menjadi 10 tiang sula untuk pemimpin -pemimpin musuh

mari minta pembalikan terhadap musuh :
musuh bisa berupa :
Iblis
intimidasi
masalah
tantangan
kemustahilan, dll

Diterbitkan oleh Susan Grace Hadazah Sumilat Widiono S.MG. HP.081946262599

Saya sangat bersyukur bisa berbagi rhema dengan anda semua. Kunjungi Kanal YouTube BERBAGI RHEMA

Ikuti Percakapan

2 Komentar

  1. Sdr/Sdri SGHSW1, sebetulnya yang anda maksud “dibalik” itu seperti apa sih? Karena menurut cara berpikir umum, yang disebut “terbalik” itu adalah sebagai berikut:

    Pertama, subyeknya menjadi obyek dan obyeknya menjadi subyek, Misalnya : “Musuh mengalahkan Yahudi”, dibalik menjadi : “Yahudi mengalahkan musuh-musuhnya.”
    ataupun “orang Yahudi takut pada musuh-musuhnya” dibalik menjadi : “musuh-musuh yang takut pada orang Yahudi”

    Kedua, bisa juga “pembalikan” itu berarti untuk pembalikan tujuan / peruntukan/ sasaran dari 2 obyek/pihak yang bertentangan, tapi kasusnya terjadi sekali saja dan berakhir, misalnya : “Tiang sula ditujukan untuk Mordekai” dibalik menjadi tiang sula itujukan untuk Haman (dengan catatan Mordekhai dan Haman adalah pihak bertentangan).
    Ataupun bisa juga semula : “(SEMUA) orang Yahudi ditargetkan akan (untuk) dimusnahkan” dibalik menjadi : “justru musuh Yahudi kini yang jadi target.”

    Namun logika pembalikan tidak bisa berlaku untuk teori anda nomor 3,4,5,7,8,9,10 karena jika menggunakan konsep pembalikan yang anda gunakan di teori anda nomor 1,2, 6 dan 11 maka seharusnya bentuknya akan menjadi :

    Pembalikan keadaan ke III
    semula : musuh yahudi mendapat dukungan penuh dari Haman
    seharusnya menjadi : Haman mendapat dukungan penuh dari musuh Yahudi
    (tidak ada hubungannya dengan pernyataan “Yahudi didukung oleh semua pembesar” karena keadaan tersebut bisa saja berjalan paralel dengan pernyataan “musuh yahudi mendapat dukungan penuh dari Haman” )

    Pembalikan keadaan ke IV
    semula : Mordekai adalah orang biasa yang terancam
    seharusnya menjadi: “Mordekhai menjadi orang yang besar kekuasaannya dan mengancam”
    (kalo anda menganalogikan “terkenal” agak tidak pas karena bisa jadi sejak semula Mordekai juga sudah terkenal.)

    Pembalikan keadaan ke V
    semula : Yahudi tadinya dihina-hina
    seharusnya menjadi : orang Yahudi kini menghina-hina
    (kalo anda balik jadi “orang Yahudi menginjak-injak musuhnya”, ga pas donk. Lagian, pernyataan ini kan sudah anda pakai di teori ke-1 kan? ntar sama aja donk)

    Pembalikan keadaan VII
    semula : “Pemimpin-pemimpin bernafsu sekali untuk menghancurkan Yahudi”
    seharusnya menjadi : “Yahudi bernafsu sekali menghancurkan pemimpin-pemimpin”
    (dalam konteks yang lain, mungkin bisa menjadi benar apabila analoginya adalah “Pemimpin-pemimpin bernafsu sekali untuk menghancurkan Yahudi tapi tidak mendapat kesempatan, karena kesempatannya justru beralih kepada pihak orang Yahudi”)

    Pembalikan Keadaan VIII
    ayat 11, seharusnya laporan yang masuk ke meja raja adalah berapa jumlah orang Yahudi yang terbunuh, dibalik oleh Tuhan menjadi isi laporan jumlah musuh yang terbunuh
    (maaf, ini sepertinya dipaksakan untuk menjadi teori anda yang ke-8 karena bentuk ini sama saja dengan teori yang ke-1, ke-2 atau lebih tepatnya ini merupakan ekses dari teori anda no-1 (kemenangan Yahudi terhadap Haman). Nah, kalo masih mau dipaksakan lagi sebenarnya anda akan menemukan puluhan bahkan mungkin ratusan akibat-akibat lain dari kemenangan Yahudi terhadap Haman. Tapi apa iya demikian.. nanti judulnya bukan 13 lagi, melainkan 1001 PEMBALIKAN KEADAAN DI HARI RAYA PURIM)

    Pembalikan keadaan IX
    ayat 12, Raja memenuhi permintaan Haman dibalik menjadi Raja memenuhi permintaan ester.
    (sekalipun bisa dibenarkan karena Ester bertentangan dengan Haman namun tidak ada yang bisa menjamin bahwa keadaan ini hanya pernah terjadi sekali, karena selama hidup Ester dan Haman, bisa jadi terkadang Raja memenuhi permintaan ester, terkadang Raja memenuhi permintaan Haman, jadi bentuk ini sulit untuk disebut dengan “pembalikan” karena bisa terjadi berkali-kali (dan tidak tahu kapan berakhirnya). Nah, kalo dipaksakan ntar judulnya jadi “pembolak-balikan keadaan” Kan tidak demikian toh?)

    pembalikan keadaan ke X
    ayat 13, hari pemusnahan orang Yahudi cuma dirancang 1 hari, Tuhan membalikkan keadaan dengan cara memberi orang Yahudi waktu 2 hari. (waktu ekstra)
    (dalam hal ini pemberian waktu ekstra untuk memusnahkan orang Yahudi tidak bisa disebut “pembalikan keadaan” melainkan “penguatan keadaan”, kecuali, jika obyek penderitanya berubah arah menjadi sebaliknya. Tapi jika obyek penderitanya berubah dari Mordekhai menjadi Haman, konteks “waktu ekstra” yang anda berikan menjadi tidak ada hubungannya lagi bukan?)

    Demikian sdr / sdri SGHSW1, Tuhan memberkati..

    Salam hangat,
    Agung Budi Prasetyo
    Dosen STMIK AKAKOM Yogyakarta.

    1. Pembalikan keadaan I
      AYAT 1 Musuh mengalahkan Yahudi, dibalik Tuhan menjadi Yahudi mengalahkan musuh-musuhnya.
      Pembalikan keadaan: subyek menjadi obyek, obyek menjadi subyek
      Pembalikan keadaan II
      ayat 2, Orang Yahudi tadinya takut pada musuh-musuhnya sekarang menjadi musuh-musuh yang takut pada orang Yahudi
      Pembalikan keadaan: subyek menjadi obyek, obyek menjadi subyek
      Pembalikan keadaan ke III
      ayat 3, tadinya musuh mendapat dukungan penuh dari Haman, kini menjadi, Yahudi didukung oleh semua pembesar, wakil pemerintah
      Jawaban saya:
      Keadaan semula: Haman memiliki kedudukan di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda (ESTER 3: 1) Haman memerintahkan membuat surat pemusnahan semua orang Yahudi, dan semua surat itu ditujukan pada para pembesar dari semua wilayah (ESTER 3:12). Otomatis, semua pembesar mendukung surat edaran HAMAN, untuk memusnahkan orang Yahudi
      Keadaan kini: ESTER 9: 3 Kini, semua pembesar menyokong orang YAHUDI, karna ketakutan bukan pada Haman lagi, tetapi kepada Mordekai
      Pembalikan keadaan: Pergantian Obyek yang ditakuti, dari takut pada Haman menjadi takut pada Mordekai.
      Pembalikan keadaan ke IV
      ayat 4, Mordekai adalah orang biasa yang terancam dibalik tuhan menjadi orang yang besar kekuasaannya dan terkenal. (bandingkan dengan doa Hana dan doa Maria, seorang yang diangkat oleh Tuhan, dari orang biasa menjadi ornag terkenal)
      Jawaban saya:
      Di ayat 4 tertulis; maka tersiarlah berita tentang dia ke segenap daerah, karna Mordekai itu bertambah-tambah besar kekuasaannya.
      Kata tersiar berita tentang dia- di sini saya artikan sebagai ‘ jadi terkenal’.
      Mengapa sebelumnya saya katakan dia orang biasa yang terancam, mari baca di Ester 2: 20. Kalau Mordekai itu terkenal, tidak mungkin Ester dapat menyembunyikan asal usul kebangsaannya.
      Pembalikan keadaan: obyek keterangan dari si subyek diubah, dari Si Mordekai yang tidak terkenal menjadi Si Mordekai yang terkenal dan berkuasa
      Pembalikan keadaan ke V
      Yahudi tadinya dihina-hina kini menjadi orang Yahudi kini menginjak-injak musuh
      Pembalikan keadaan ke V
      semula : Yahudi tadinya dihina-hina
      seharusnya menjadi : orang Yahudi kini menghina-hina
      (kalo anda balik jadi “orang Yahudi menginjak-injak musuhnya”, ga pas donk. Lagian, pernyataan ini kan sudah anda pakai di teori ke-1 kan? ntar sama aja donk)
      Jawaban saya;
      Ayat 1 tidak sama dengan ayat 5, tidak samanya adala, ayat satu bicara ‘murni’ hanya soal siapa kalah dan siapa menang, tetapi ayat 5 berbeda, ini berbicara mengenai ‘cara’ mendapatkan kemenangan itu/ prosesnya.
      Yahudi dihina-hina, tercantum dalam Ester 3;8. Yahudi kini menginjak injak musuh tercantum dalam ayat 5 : mengalahkan, memukul dengan pedang, membunuh dan membinasakan, berbuat sekehendak hati terhadap musuh.
      Pembalikan keadaan: Yahudi tadinya sebagai obyek penderita, kini menjadi subyek. Tetap tidak sama dengan nomor 1 karna ayat ini labih bicara ke prosesnya.
      Pembalikan keadaan VI
      ayat 6 orang Yahudi ditargetkan akan dimusnahkan, dlam jumlah yang ditentukan yaitu SEMUA, justru musuh Yahudi kini yang jadi target
      Pembalikan keadaan: subyek menjadi obyek, obyek menjadi subyek
      Pembalikan keadaan VII
      ayat 7 Pemimpin-pemimpin bernafsu sekali untuk menghancurkan Yahudi, kini justru pemimpin-pemimpin dari pihak musuh terbunuh
      Jawaban saya :
      Pembalikan keadaan :
      Tadinya Yahudi jadi obyek penderita kali ini, pemimpin dari pihak musuhlah yang jadi obyek penderita
      Pembalikan Keadaan VIII
      ayat 11, seharusnya laporan yang masuk ke meja raja adalah berapa jumlah orang Yahudi yang terbunuh, dibalik oleh Tuhan menjadi isi laporan jumlah musuh yang terbunuh
      Jawaban saya : topic 1 adalah kemenangan, topic ke dua bicara mengenai emosional orang-orang pada saat itu. Topic ke 8 ini beda lagi. Jumlah korban. Seperti halnya berita sunami di Jepang tidak cukup hanya diberitakan Di Jepang terjadi bencana sunami, titik. Harus diberitakan juga emosi orang-orang yang ketakutan terkena dampak radiasi, berapa jumlah korban dll.
      Apa anda tidak menyadari bahwa pihak musuh Yahudi tetap memiliki ‘target’ jumlah korban …yaitu…SEMUA ORANG YAHUDI. Ester 3:13
      Apakah saat dulu terjadi sunami di aceh, sekarang di Jepang, titik. Tidak bisa….jumlah korbannya berapa…? Kan lain-lain walau kasusnya sama. Sama-sama obyek jadi subyek, subyek jadi obyek….tapi kan topiknya beda?
      Pembalikan keadaan IX
      ayat 12, Raja memenuhi permintaan Haman menjadi Raja memenuhi permintaan ester
      Pembalikan keadaan IX
      ayat 12, Raja memenuhi permintaan Haman dibalik menjadi Raja memenuhi permintaan ester.
      (sekalipun bisa dibenarkan karena Ester bertentangan dengan Haman namun tidak ada yang bisa menjamin bahwa keadaan ini hanya pernah terjadi sekali, karena selama hidup Ester dan Haman, bisa jadi terkadang Raja memenuhi permintaan ester, terkadang Raja memenuhi permintaan Haman, jadi bentuk ini sulit untuk disebut dengan “pembalikan” karena bisa terjadi berkali-kali (dan tidak tahu kapan berakhirnya). Nah, kalo dipaksakan ntar judulnya jadi “pembolak-balikan keadaan” Kan tidak demikian toh?)
      Jawaban saya
      Raja memenuhi permintaan Haman, lalu raja memenuhi permintaan Ester, padahal permintaan Ester bertentangan dengan permintaan Haman. Setelah itu permintaan Haman tidak dikabulkan lagi. Ester 7:8-9.
      Misal; tadinya ayah setuju membeli bola atas permintaan Adi, sekarang ayah setuju membuang bola yang tadi dibeli atas permintaan Rita. Bukankah dalam hal ini, ada pembalikan keadaan dalam diri sang ayah?

      pembalikan keadaan ke X
      ayat 13, hari pemusnahan orang Yahudi cuma dirancang 1 hari, Tuhan membalikkan keadaan dengan cara memberi orang Yahudi waktu 2 hari. (waktu ekstra)
      pembalikan keadaan ke X
      ayat 13, hari pemusnahan orang Yahudi cuma dirancang 1 hari, Tuhan membalikkan keadaan dengan cara memberi orang Yahudi waktu 2 hari. (waktu ekstra)
      (dalam hal ini pemberian waktu ekstra untuk memusnahkan orang Yahudi tidak bisa disebut “pembalikan keadaan” melainkan “penguatan keadaan”, kecuali, jika obyek penderitanya berubah arah menjadi sebaliknya. Tapi jika obyek penderitanya berubah dari Mordekhai menjadi Haman, konteks “waktu ekstra” yang anda berikan menjadi tidak ada hubungannya lagi bukan?)
      Jawaban saya:
      Raja tidak mencabut surat edaran yang pertama yang dikeluarkan atas titah Haman, dimana dalam surat itu ditetapkan hari pemusnahan Yahudi hanya satu hari
      Tetapi Raja mengeluarkan surat edaran baru, bahwa pada hari yang sama, Yahudi boleh mengadakan perlawanan pada musuh-musuhnya.
      Perpanjangan waktu yang memihak Yahudi tidak diberikan juga pada pihak musuh Yahudi. Tidak ada kog surat edaran ke tiga yang mengatakan pada hari kedua, pihak musuh boleh membunuh Yahudi.
      Pembalikan keadaan adalah: waktu yang dicanangkan pihak musuh untuk memusnahkan Yahudi hanya sehari, tetapi Tuhan memberi waktu pada Yahudi untuk membalas musuhnya tidak hanya sehari, tetapi dua hari.

      pembalikan keadaan XI
      ayat 13, haman menyiapkan tiang sula untuk menyula Mordekai, dibalik menjadi 10 tiang sula untuk pemimpin -pemimpin musuh
      Pembalikan keadaan: subyek menjadi obyek, obyek menjadi subyek
      Salam hangat:
      Susan Grace, DOSEN ATII MADIUN

Tinggalkan komentar