9 DIMENSI BERSUNGGUH-SUNGGUH…DALAM ALKITAB

Khotbah di Kharisma 14 Nopember 2004

BERSUNGGUH SUNGGUH
Bersungguh-sungguh adalah suatu respon kita terhadap suatu kesempatan. Seorang siswa yang bersungguh-sungguh akan mempergunakan kesempatan belajarnya dengan sebaik-baiknya. Seorang karyawan yang bersungguh-sungguh akan mepergunakan kesempatannya untuk bekerja (dimana jutaan orang tidak mempunyai pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Seorang ibu yang bersungguh-sungguh akan menjadikan kesempatan emasnya untuk menjadi seorang ibu yang baik. Seorang presiden yang bersungguh-sungguh tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat kepadanya. Seorang petani yang bersungguh-sungguh akan menanami setiap lahannya dengan benih terbaik, pupuk terbaik, pengolahan terbaik dan lain sebagainya.

Contoh-contoh kesungguhan hati:
1. Bersungguh-sungguh dalam merencanakan sesuatu dan mewujudkannya.
• Bapa surgawi bersungguh-sungguh dalam rencana Agung-Nya menyelamatkan kita, Ia tidak main-main, Ia serius, ia persiapkan nabi-nabi-Nya, Abraham, bangsa Israel, sampai kelahiran Yesus. Selama masa kecil Yesus, Ia bersungguh-sungguh untuk belajar Taurat, pada umur 12 tahun Ia bersoal jawab dengan ahli-ahli taurat. Ia bersungguh-sungguh jadi tukang kayu, untuk mempersiapkan fisik-Nya menghadapi Salib. Ia bersungguh-sungguh berpuasa, melayani dan bahkan disalibkan. Ia tidak main-main, bahkan peluh-Nya pun seperti darah. (Luk 22:44)
• Nehemia sangat bersungguh-sunguh dalam merencanakan melaksanakan bahkan merampungkan pembangunan kembali tembok Yerusalem yang telah roboh. Semuanya teratur dengan rapi dan selesai dengan proses yang cepat walau banyak tantangan.
2. Bersungguh-sungguh dalam berdoa , bernazar dan menepati nazar
• Hana bersungguh-sungguh mencurahkan isi hatinya di hadapan Tuhan dan Tuhan bersungguh-sungguh menjawab doanya. Hana bersungguh-sungguh dalam mebayar nazarnya kepada Tuhan, Hana tidak main-main. Dan Tuhan pun membentuk Samuel kecil itu dengan bersungguh-sungguh pula. Orang yang bersungguh-sungguh dia tahu resiko apa yang ada di depan dan dia telah siap untuk menghadapi semua resiko (lihat I Sam 1). Orang yang bersungguh-sungguh tidak akan mengubah keputusan yang dibuatnya sekalipun itu penuh resiko
• Ester bersungguh-sungguh berdoa dan berpuasa dan ia dipakai Tuhan menyelamatkan bangsanya.
• Wanita pendarahan 12 tahun bersungguh-sungguh dalam ‘gumamannya’ dan ia sembuh. Kesungguhan dalam doa membawa pada kesembuhan dan pemulihan
3. Bersungguh-sungguh dalam mentaati Tuhan
• Abraham bersungguh-sungguh untuk mentaati Tuhan, (Kej 22:1-10) ia bangun pagi-pagi, diikatnya Ishak….
• Daniel dan kawan-kawan bersungguh-sungguh dalam mentaati Firman Tuhan, tidak makan daging persembahan berhala. Tuhan bersungguh-sungguh membuat mereka 10 kali lebih cerdas dari semua orang pandai.
• Sadrakh, Mesakh dan Abednego bersungguh-sungguh ketika mereka mentaati Tuhan dan bersedia seolah-olah ‘mati konyol’. Dan Allah pun bersungguh-sungguh menyelamatkan mereka.
Orang yang bersungguh-sungguh akan tampak bodoh dan konyol, tapi Tuhan menghargai kesungguhan yang demikian. Kesaksian tentang ketaatan mengajar di SMP
4. Bersungguh-sungguh dalam bekerja
• Yusuf bersungguh sungguh ketika jadi budak di rumah Potifar, Yusuf bersungguh sungguh saat ia dipenjara, Yusuf bersungguh-sungguh memperhatikan kesusahan orang lain (Kej 40:6-7) sehingga ia dapat menafsirkan mimpi teman-temannya. Yusuf bersungguh-sungguh dengan mimpi masa kecilnya, mimpi teman-temannya, mimpi raja bahkan Yusuf mengalami bahwa mimpinya itu sungguh-sungguh digenapi Tuhan. Jangan pernah berkata, ah Cuman mimpi kog bunganya orang tidur. Ilustrasi lagu AT Mahmud “Rumah kami yang kecil”. Yusuf bersungguh-sungguh saat dia diangkat menjadi Raja Muda mesir. Kesungguhan hati tidak membuat seseorang kaget saat mimpinya digenapi. Yusuf tidak mati mendadak terkena serangan jantung karna shok dari narapidana jadi orang kaya dan penguasa. Bagi Yusuf tetap punya respon yang sama, bersungguh-sungguh. memang Alkitab menulis bahwa Tuhan menyertai Yusuf sehingga ia selalu berhasil dalam pekerjaannya…., tetapi ingat! Tuhan tidak dapat memakai orang yang tidak bersungguh-sungguh. Nanti kita lihat bebrapa contoh orang yang tidak bersungguh-sungguh dan tidak dapat dipakai Tuhan.
• Daud bersungguh-sungguh saat harus mengembalakan kambing domba yang dua tiga ekor itu, ia melawan singa dan beruang demi keselamatan kambing dombanya, bahkan ketika ia sudah bekerja di istana Raja, ia tetap pulang ke betlehem dengan bersungguh-sungguh menggembalakan kambing domba ayahnya. I Sam 17:15. Kesungguhan hati tidak membuat seseorang menjadi lupa daratan/ takabur. Daud telah diurapi, ia bekerja jadi pemusik istana, kakinya telah menginjak lantai marmer. Daud punya alasan untuk tidak mengotori lagi kakinya dengan rumput, tetapi seorang yang bersungguh sungguh tidak dipengaruhi oleh situasi.
• Daniel menjadi mentri pada zaman Nebukadnezar, Korezy, Belzazar, Darius, sekalipun ia adalah orang buangan, kenapa? Karena ia selalu bersungguh-sungguh dalam bekerja, teman-teman tidak bisa mencari cacat cela dalam hal pekerjaan. Orang yang bersungguh-sungguh jarang melakukan kekeliruan atau kecerobohan
5. Bersungguh-sungguh dalam belajar
• Rasul paulus bersungguh sungguh belajar saat menjadi murid Gamaliel, Kis 22:3. Ia sangat menguasai hukum taurat, oleh karena itu Tuhan memakai kesungguhannya belajar itu untuk memakainya menerangkan perbedaan antara hukum taurat dengan hokum kasih karunia. Tuhan memakai Paulus bukan hnya untuk non Yahudi tetapi juga untuk orang Yahudi. Ilustrasi Mas Ari yang menerangkan soal mata kepada Dito
• Daniel dan kawan kawan bersungguh-sungguh saat harus belajar di Unifersitas Babel jurusan bahasa Kasdim. Kesungguhan belajar dan kesungguhan untuk taat membuat kemampuan alamiah mereka diliapkaligandakan oleh Tuhan menjadi 10 kali lipat lebih cerdas dari orang orang lain. Hasil Test IQ –nya mencapai scor Jenius.
• Elisa bersungguh-sungguh menjadi abdi Elia, dan mujijat-mujijat yang dilakukan oleh Elisa jauh lebih dasyat dari Elia
• Yosua bersungguh-sungguh belajar saat ia menjadi pemimpin suku, hamba Musa. Walau ia gentar, kesungguhannya di masa lalu membuatnya teguh di masa kini.
• Titus dan timotius bersungguh-sungguh belajar dari Paulus, dan mereka jadi orang yang hebat.
6. Bersungguh-sungguh dalam dengar-dengaran suara Tuhan
• Samuel bersungguh-sungguh mendengar suara Tuhan, sementara Eli tidak peka dan menganggap tidak serius. Samuel seterusnya mendengar suara Tuhan dan tidak ada satu pun Firman-Nya dibiarkannya gugur karena dia selalu bersungguh-sungguh mendengar-Nya
• Yesaya 6:8 Yesaya menanggapi pertanyaan Tuhan dengan respon yang sungguh-sungguh
7. Bersungguh-sungguh dalam bertobat
• Simson bersungguh-sungguh dalam bertobat, dalam doanya yang terakhir dia menyebut Allahnya sebagai ‘Adonai’ yang artinya Tuan-ku atau Boss atas hidupku dan Allah menjawab doanya. Dulu Simson jadi bos atas hidupnya sendiri, tetapi kali ini dia membiarkan Tuhan jadi bos atas hidupnya.
8. Bersungguh-sungguh dalam mengampuni
• Yusuf bersungguh sungguh mengampuni saudaranya, kesungguhan itu membuat dia menangis. Mengampuni itu menyakitkan. Kesungguhan tidak membuat Yusuf membalas dendam saat dia punya kuasa dan kesempatan untuk melakukannya. Yusuf mengubah hal negative jadi positif. “Engkau mereka-rekakan yang jahat tetapi Tuhan mereka-rekakan yang baik.” Kesungguhan untuk mengampuni memampukan seseorang melihat dari kacamata Tuhan (Rom 8:28)
• Daud bersungguh-sungguh dalam mengampuni Saul, dia tidak mempergunakan 2 kali kesempatan untuk membunuh Saul. Kematian Saul diratapinya, keturunan Saul yang maih hidup dipeliharanya, makan sehidangan dengan dia.
9. Menjadi orang tua yang sungguh-sungguh
• Daud dan Batsyeba menjadi orang tua yang mempersiapkan Salomo dengan baik. Mengapa salomo bisa minta hikmat ? Karena sejak kecil Salomo dididik untuk mencari hikmat. (Amsal 4:1-9, I Raj 3)
• Mordekai menjadi orang tua asuh yang sungguh-sungguh, tegas dan disiplin terhadap Ester.
• Ayub menjadi orang tua yang sungguh-sungguh untuk tiap hari berdoa bagi anak-anaknya.
• Hana menjadi orang tua yang sungguh-sungguh karna tiap tahun ia memberi Samuel jubah (lambang didikan dalam kebenaran dan perlindungan dalam doa)
Ananias dan safira gagal bersungguh-sungguh dalam membayar nasarnya, Saul gagal bersungguh-sungguh untuk taat, Imam Eli gagal bersungguh-sungguh jadi ayah yang baik dan gagal bersungguh-sungguh mendengar peringatan Tuhan, dan ahitofel gagal bersungguh-sungguh mengampuni. Dan masih banyak contoh lainnya. Mari kita bersungguh-sungguh dalam setiap kesempatan yang Tuhan beri, kesempatan untuk bekerja,belajar, berdoa, mengampuni, dll. Raih setiap kesempatan dengan sungguh-sungguh. Yunus gagal bersungguh-sungguh

zwani.com myspace graphic comments

Diterbitkan oleh Susan Grace Hadazah Sumilat Widiono S.MG. HP.081946262599

Saya sangat bersyukur bisa berbagi rhema dengan anda semua. Kunjungi Kanal YouTube BERBAGI RHEMA

Tinggalkan komentar